Rabu, 17 September 2008

Kejang kejang

Kejang-kejang sering terjadi pada anak-anak yang menderita demam tinggi. Kejang-kejang semacam itu dapat merupakan gejala penyakit yang lebih serius, tetapi dapat pula tidak berbahaya.
Penyakit lain yang juga ditandai dengan kejang-kejang ialah ayan. Untuk memudahkan pembaca, kejang-kejang otot (cramps) juga akan dibicarakan dalam bab ini.
1. Kejang karena demam
Kejang-kejang karena demam tinggi pada umumnya terjadi pada anak-anak umur 1—5 tahun. Kejangjenis ini biasanya beriangsung hanya beberapa menit saja.
Apabila ada anak yang menderita kejang karena demam, yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan adanya kaku leher. Cara memeriksanya: angkatlah kepala anak. Apabila ada kaku leher, maka badan anak akan ikut terangkat.
Kaku pada leher menandakan adanya penyakit di selaput otak, oleh karena itu harus segera dibawa ke rumah sakit.
Tindakan pertolongan:
Lindungilah lidahnya dari bahaya tergigit dengan meletakkan kayu atau sendok yang dibungkus sapu tangan di mulutnya.
Kompres kepala dan badannya dengan es atau alkohol, untuk membantu menurunkan panas, serta semua pakaiannya dibuka. Kepala diletakkan agak miring untuk menjaga agar jalan nafas tidak kemasukan lendir atau muntahan.
Berikan obat Stesolid Rectal melalui duburnya (lihat Gambar 16). Obat ini hanya dapat dibeli melalui resep dokter, tetapi cara menggunakannya mudah sehingga dapat dilakukan oleh orang tua anak itu sendiri. Takaran yang dipergunakan ialah 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg, dan 10 mg untuk anak dengan berat badan lebih dari 10 kg.
Jika dengan dosis pertama kejang belum terhenti, pemberian Stesolid Rectal ini dapat diulangi 15 menit kemudian.
2. Kejang ayan
Ayan dapat terjadi pada semua umur, tetapijarang sesudah umur 30 tahun. Apabila kejang-kejang terjadi sesudah lewat usia tersebut, mungkin ada penyakit lain (otak, dan sebagainya) yang harus difikirkan.
Kejang-kejang ayan tidak disertai oleh demam tinggi. Biasanya penderita sudah mengetahui terlebih dahulu akan mendapat serangan kejang, sehingga ia sempat mencari tempat yang lebih aman.
Kejang ayan biasanya disertai dengan mulut yang berbusa.
Tindakan pertolongan:
Singkirkan benda-benda yang dapat membahayakan penderita (gelas, kaki meja, dan sebagainya).
Lindungilah lidahnya dari bahaya tergigit (lihat atas).
Jangan menyiram penderita dengan air, dan jangan pula memberi minum sewaktu masih kejang.
Sesudah kejang-kejang selesai, bersihkan mulutnya dan letakkan penderita dalam posisi miring. Pada penderita kejang ayan dapat pula diberikan Stesolid Rectal seperti pada penderita kejang demam.

3. Kejang otot (kram)
Kejang otot dapat terjadi karena letih (biasanya terjadi pada malam hari, ketika masih tidur), dapat pula karena dingin (sewaktu berenang), dan dapat pula karena panas (terjadi pada atlit yang bertanding di udara yang panas). Dalam hal yang terakhir ini, kejang otot dapat dicegah dengan jalan menghindari minum air tawar ketika hendak atau sedang bertanding di udara yang panas. Sebaiknya justru berilah sedikit garam dalam minumannya. Tindakan pertolongan:
(1) Kejang otot karena letih dapat diatasi dengan meregangkan otot tersebut. Apabila kejang terjadi di betis, berdirilah dengan bertumpu jari kaki (Jawa: jinjit) dan kemudian sentakkan tumit ke bawah. Dapat pula dicoba dengan melemaskan tungkai yang mengalami kejang otot, dan memijat otot yang kejang itu kearah letak jantung.
(2) Kejang otot yang terjadi sewaktu berenang dapat diatasi dengan jalan menarik lutut ke dada sambil badan berusaha mengapung, dan pijit-pijitlah otot yang kejang tadi. Apabila kejang terasa sangat sakit, berilah tanda bahwa Anda memerlukan perto¬longan.
(3) Kejang otot karena panas ditolong dengan membaringkan penderita di tempat yang sejuk, dan memberinya minum air garam (1 sendok teh garam untuk setengah liter atau dua gelas air). Pijitlah otot yang kejang tersebut dengan obat gosok. Penderita harus istirahat selama 1-2 hari berikutnya.

Tidak ada komentar: